Kata Pengantar
Assalamualaikum
wr.wb
Alhamdulillahi
rabbil ‘alamin puji syukur selalu kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunianya kepada kita seklian, sehingga kita masih dalam keadaan
sehat dan selamat atas pertolongan dari-Nya.
Salawat
dan salam tak lupa kita curahkan kepada nabi agung kita nabi akhir zaman nabi
yang tidak ada selain beliau nabi pembawa kebenaran nabi pembawa keselamatan
dunya wal akhirah nabi yang sabar yaitu nabi Muhammad SAW. Beserta
sahabat-sahabat dan keluarga. Allahu ma Amiin.
Pertama-tama
saya sebagai penulis makalah mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah
memberikan materi yang menurut saya hal ini sangatlah jarang kita dapatkan baik
itu dari SD, SMP, maupun SMA. Beliau adalah Drs. Sutopo M.Sn
Saya
sangat berterima kasih kepada beliau karena dengan perantara beliau memberikan
sebuah materi ini saya menjadi mengetahui hal-hal yang begitu langka dang
jarang kita jumpai di dalam kehidupaan modern sat ini. Yaitu materi tentang
kunjungan cara pembuatan tatah sungging dan lebih tepatnya pembuatan wayang
kulit.
Dengan
beliau memberikan materi ini kepada kami, ini merupakan suatu kebanggan besar
dan ilmu langka yang sebenarnya kami tidak mendapatkan, namun atas perantara
beliau kami semua bisa tahu dan mengerti sedikit-demi sedikit tentang proses
pembuatan wayang kulit/ tatah sungging. Meskipun kami secara praktikal tidak
bisa atau belum bisa, tetapi kami setidaknya mengetahui tata cara teknik tatah
sungging.
Baiklah
sebelum saya mengakhiri kata pengantar ini saya sebagai mahasiswa Akademi
Teknologi Kulit Yogyakarta mengharapkan kepada seluruh mahasiswa Indonesia
khususnya mahasiswa di Yogyakarta ini agar terus meningktkan pengetahuan kita
terhadap pelajaran yang kita dapatkan saat ini dan melestrikan budaya wayang
kulit itu sendiri. Karena wayang kulit merupakan budaya yang sangat mahal dan
sangat langka. Oleh karena itu mari kita bersama-sama dengan niat yang kuat dan
bersatu teguh membangun dan melestarikan budaya wayang kulit.
Dan
akhir kata di pengantar ini saya ucapkan Wassalamualaikum wr.wb.
Yogyakarta, Oktober 2012
Penulis
Daftar isi
Kata
Pengantar ……………………………………………1-2
Daftar
Isi ……………………………………………………3
Pendahuluan
………………………………………………4-6
Pembahasan
.........................................................7-9
Kesimpulan
………………………………………………..10
Daftar
pustaka …………………………………………….11
Pendahuluan
Teknik
Tatah Sungging di Taman Sari
Putro
Wayang
Pengertian
Tatah
sungging merupakan sebuah teknik menatah kulit dengan suatu pola-pola yang
rumit yang dilakukan secara terus-menerus sehingga menghasilkan sebuah tatahan
yang rapid an indah di pandang yang kemudian dilanjutkan dengan teknik
menyungging yang merupakan teknik mewarnai dari sutu pola-pola tersebut
sehingga kelengkapan pola dan keindahan serta keunikanya semakin menarik dan
mencolok perhatian para penikmatnya.
Cara
yang digunakan dalam menatah sungging wayang kulit berbeda-beda berdasarkan
pola-pola wayang dan jenis wayang.
Adapun
teknik tatah sunggingnya sebenarnya sama hanya saja waktu dan proses pembuatan
polanya yang cenderung berbeda. Seperti contoh jika kita akan membuat wayang
Bagong dan wayang Prabu Baladewa hal ini tingkat kerumitan dan kesulitan lebih
cenderung ke wayang Prabu Baladewa karena polanya begitu rumit dang memakan
waktu yang relatif lebih lama di banding wayang Bagong.
Sejarah
Sudah
hampir lebih 8 tahun usaha pembuatan wayang kulit ini dibuat jadi kira-kira
sekitar tahun 2004 sebuah usaha ikm ini didirikan oleh mas Putro. Sesuai
namanya usaha ini pun di beri nama dengan Putro Wayang.
Dengan
usaha yang tekun dan penuh percaya diri kini akhirnya ms Putro bisa memasarkan
hasil tatah sunggingnya hingga ke manca Negara.
Karena
banyak sekali peminat wayang entah itu yang membeli dalang wayang maupun hanya
untuk sekedar oleh-oleh dari Indonesia.
Dan
usaha yang sedang dijalani oleh mas Putro adalah karena beliau memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi yaitu untuk melestarikan budaya. Ini merupaka
apresiasi yang sangat besar yang patut kita berikan kepada mas Putro Karena
selain beliau berwirausha juga merangkap sekaligus melestarikan budaya wayang
kulit. Selain itu juga karena merupakan usaha turun-temurun dari famili mas
Putro sendiri.
Harga
Setiap
wayang yang dibuat dan setiap wayang yang laku terjual memiliki jenis dan pola
wayang yang berbeda, sehingga harganya pun ikut berbeda. Untuk modal pembuatan
satu wayang kuli yang berukuran besar misalnya itu sudah memakan waktu kurang
lebih satu minggu untuk menatah dan satu minggu untuk menyungging dan kira-kira
dari keseluruhan menatah hingga menyungging memakan waktu kurang lebih tiga
minggu untuk satu wayang.
Sedangkan
harga berdasarkan jenis wayang. Misalnya saja wayang Baladewa itu memiliki
tingkat kerumitan yang tinggi saat menatahnya jadi nilai jualnya pun paling
tinggi dibandingkan wayang-wayang yang lainya. Harganya berkisaran antara 2-3
juta dengan modal yang begitu besar sekitar 900 ribu rupiah.
Sedangkan
wayang seperti Gatot Kaca itu hanya 1,5 jutaan dan memakan modal sekitar
400-500 ribu rupiah.
Sedangkan
waktu teknik tatah sungging yang paling lama dan modal paling tinggi adalah
pembuatan Gunungan wayang. Itu bisa memakan waktu sekitar satu bulan lebih
dengan biaya lebih dari satu juta. Oleh karena itu harga jualnya menurut mas
Putro sekitar 3,5-5 juta.
Pemasaran
Untuk
teknik pemasaran produk Putro Wayang ini menurut narasumber yaitu melaui
brosur-brosur, dari mulut kemulut pembeli dan melalui kartu nama. Dalam kurun
waktu satu bulan bisa 2-3 wayang terjual dengan kisaran harga diatas 2 jutaan.
Sehingga jika di kalkulasikan selama setahun bisa kurang lebih wayang terjual
24 wayang. Bisa dikalikan dengan harga minimal 2 juta maka penghasilan mas
Putro dalam setahun kurang lebih sekitar 48 juta dan mendekati 50 juta dalm
setiap tahunya.
Pembahasan
I. Alat yang digunakan :
1. Palu yang
terbuat dari kayu pule.
2. Tatah yang
terbuat dari besi dari ruji motor sebanyak 36 buah dengan cadangan/ serepan.
3. Panduk
4. Pensil
terbuat dari besi gunanya saat pembuatan pola.
5. Batu asahan
digunakan saat mengasah tatah
6. Kapuk
minyak digunakan untuk pelumas saat mengasah tatah.
II. Bahan yang digunakan :
1. Kulit
sapi
Penjelasan
: untuk bahan dari kulit sapi ini ternyata menghasilkan kualitas wayang yang
kurang baik dan menarik karena wayang bisa menekuk-nekuk dan terlihat sangat
jelek. Sehingga kebanyakan para pembeli banyak yang complain. Maka sekarang mas
Putro tidak lagi menggunakan bahan dari kulit sapi.
2. Kulit kerbau
Penjelasan
: untuk bahan dari kulit kerbau inilah yang memiliki kualitas yang tinggi dan
sangat bagus karena berdasarkan kualitas kulit maka kulit kerbau yang nomor
satu. Oleh karena itu mas putro memakai dari bahan kulit kerbau.
III. Teknik
Teknik
Tatah Sungging
IV. Kendala yang sedang dihadapi
1) Berkurangnya
kulit kerbau atau sangat jarang sekarang kulit kerbau.
2) Harga yang
relative tinggi
V. Proses
Kulit
kerbau diawetkan dengan cara dihilangkan bulunya serta sisa-sisa daging
kemudian diberi garam setelah itu di pentang dalam kondisi miring jangan sampai
terkena sinar matahari karena apabila terkena sinar matahari akan mengurangi
kulaitas dan corak kulit. Dalam istilah orang jawa mengatakan kulit dipentang
itu di isis.
Dan
setelah proses pengawetan selesai dan sudah kering. Maka selanjutnya adalah
kulit di belah menjadi beberapa bagian. Biasanya satu kulit kerbau bisa dibelas
menjadi 7-8.
Sesudah
itu di buatlah pola terlebih dahulu untuk penatah yang masih awam, sedangkan
untuk yang sudah ahli atau masternya tatah biasanya tidak perlu dibuat pola
lagi karena akan memakan waktu yang lama. Kebanyakan yang sudah ahli itu lebih
hapal tentang polanya.
Setelah
di tatah sudah selesai proses selanjutnya adalah penyunggingan atau pewarnaan
pola tatah tadi. Sehingga dengan disungging maka bentuk wayang akan semakin
menarik dan lebih indah. Kemudian tahap selanjutnya atau tahapan yang terakhir
itu adalah memperindah dengan pernak-pernik atau warna yang lainya kemudian di
beri kayu untuk di lekatkan pada tubuh, tangan wayang.
Kesimpulan
Setiap
pembuatan wayang tidak luput dari ketelitian dan ketelatenan dari para penatah
maupun penyungging itu sendiri. Sehingga untuk menghasilkan wayang yang
memiliki kualitas tinggi dan di minati oleh para pelanggan atau pembeli wayang
kulit.
Keseluruhan
proses pembuatan wayang itu sendiri memakan waktu yang berbeda-beda pada setiap
teknik tatah dan sungginya. Sehingga proses pengerjaannya tidak asal-asalan
dalam menciptakan sebuah produk wayang kulit unggulan. Oleh karenanya nilai
jual lebih tinggi berdasarkan tingkat kerumitan dan lamanya waktu serta corak
wayang yang dominan.
Dengan
adanya sebuah kunjungan seperti ini dihrapkan kita lebih paham akan teknik
tatah sungging dan kedepanya kita akan lebih mendalami apa proses selnjutnya
dari tatah sungging.
Daftar Pustaka
Sumber :
1. Putro
Wayang jl Patehan Lor RT 18 RW 04 Yogyakarta. Telp. 0274-6880626 email : putro_wayang@yahoo.co.id
2. google.co.id
= gambar wayang Prabu Baladewa dan Gunungan Wayang.
3. Pipet
Handicraft Sugeng. Jl Patehan RT. 10 RK. 03