Bahtera
Nyiur melambaikan sepoi-sepoi
desis angin
Pesisir yang kian memanas,
memuncak
Seketika mentari sepenggalah
naik permukaanya
Dan mulai menusuk tulang-tulang
rawan
Setelah melewati derasnya angin
timur
Di sertai jangat kering
kerontang menyusuri kehidupan
Dan hembusan angin rindu yang
mulai terasa
Memberikan bahtera-bahtera
nafkah
Menuju kampung-kampung
sejahtera
Terdengar teriakan syahdu yang
terdengar pilu
Saat tiba sanak keluarga merasa
bahagia
GURU
Dari dulu hingga sekarang tak
ada yang bisa
Untuk memalingkan dirimu dari
sebuah kesempurnaan
Karena engkau bukan benda yang
mati karena tersipu
Engkau selalu hidup walau sebenarnya
kau itu mati
Engkau selalu tertawa walau
sebenarnya itu sakit bagimu
Tapi demi menyenagkan para
insan di jagad raya
Engkau rela korbankan seluruh
ragamu
Untuk menghidupi mereka
Setiap hari kau selalu di
butuhkan
Tak ada yang bisa untuk
berpaling darimu
Karena kau sebuah kehidupan
Walau sebenarnya terlihat mati
Sawah ladang kau selalu tumbuhi
Dengan sejuta harapan dari sang
pemimpi
Berharap suatu saat nanti
Engkau dapat di nikmati
Walau dengan para badut yang
sombong lagi takabur
Tapi kau tak pernah menyesal
bersamanya
Karena itulah engkau
Di butuhkan,di perlukan oleh
setiap insan yang ada
Karya: Kiswoyo,sekayu 23
Januari 2010
Hijau Hexagonku
Ku lihat dan ku amati oleh
mataku
Sepertinya kau tak seperti dulu
,kau
Yang s’lalu memberi kesejukan
dan kedamaian
Di saat-saat yang mulai
menggema
Entah mungkin mataku yang nanar
atau
memang kenyataanya seperti itu
murkamu yang tiada bisa memberi
keramahan
kepada siapapun jua
Terbang melambung tinggi
Ke ruang angkasa luas
Hijau mu tampak dari sisi jagad
raya saat itu
Namun sekarang…..
namun sekarang telah sirna
laksana hamparan
dunia menelan seluruh isimu
dunia bingung
dunia laksana nenek ompong yang
kehilangan tingkatnya kulur
kilir kesana kemari mencari-cari
batang-batang yang gosong
tinggal treehexa
kemana harus di cari?
Mimpiku
Ketika ku sadarkan dari tidurku
Aku ngos – ngosan bagai lari
maraton
Hati terasa gelisah nan takut
Apa yang sebenarnya terjadi
pada diriku
Jurang memisahkan cintaku
bersamanya
Aku menyesal telah membuat
kekasihku pergi
Begitupun aku,menderita nan
nelangsa
Saat itu kijangku yang menyusup
cepat
Tak sadarkan olehku
Tiba-tiba saja aku terjebak
dalam khayalku
Hingga terperosok kijangku ke
lembah jurang
Aku
menjerit.....Aaaaaaaahhhhhhhhhhh!!!!!!!
Begitupun kekasihku
Saat itu pandanganku gelap
Seperti buta mataku ini
Saat ku tepiskan pipiku aku pun
tersendat
Untuk terbangun dari tidurku
Ohh hanya mimpi
By: Kiswoyo,sekayu 23 Januari
2010
Monosadium Geografi
Kesan terindah saat bepapasan
denganmu
Membuatku luluh lantak tak
berdaya
Terkenang semua kisah asmara di
sanding dengan mu
Saat kau pegang erat tubuhmu
Saat kau tegukkan semangat
untukku
Merintangi problematika
kehidupan
Tak pernah kau mencoba katakana
hal yang mengupas lantak hatiku
Selalu suguhkan semua kata-kata
mutiara yang membuatku
Terpesona dan terlena,namun
Itu semua tak membuatku
berbalik tangan
Karena semua pasti akan
berakhir dengan sendirinya
Tak setitik yang ku kenang dari
hadirnya dirimu
Ku hempaskan amarah
Leburkan hasrat
Saat mengenangmu
Karya : Kisz_SMANDASKY
Pagi
Mengapa harus pagi lagi
padahal derita ini masih tak
reda
tetepi begitu cepat pagi
menghampiri
derita jiwa,terkadang sulit
untuk di sirnakan
jauh di sana engkau telah
bersamanya
kini ku yang harus menanggung
semua beban semua derita
sungguh...sungguh engkau tiada
hati
tak ada yang bisa di harapkan
lagi dari diri ini
lebih baik
aku...tapi,ahhh!...Tuhan melarangnya
Ku tak sanggup lagi menghadapi
ini
bagai ombak yang menerjang tak
kuasa aku menahan
pernah aku coba
namun,kesempatan waku itu telah sirna
kini tinggal hanya ku sambut
pagi yang bersinar
Elok cahanya dari celah-celah
pepohonan
ku buatkan sejuta harapan
di kala pagi
pagi...pagi...semua menyambut
engkau bahagia.
Karya:Kisz:smanda sekayu, 22
Desember 2009:MUBA-SUMSEL
Kue bilah tak manis
Malam tak seperti biasanya
Sunyi,sepi,dan senyap biasanya
ku rasakan
Suara jangkrik yang mengerik
laksana raja kegelapan
Menguasai malam
Akan tetapi malam ini
Di penuhi dengan rasa gundrah
Di selimuti dengan rasa
khawatir
Di selubungi rasa takut
Dan di penuhi oleh warna
kehancuran jiwa
Menerka kedalam pikiranku
Merasuk dalam anganku
Dan mengganggu khayalku
Sebuah penantian yang tertunda
sebuah kasih yang terlupa
dan secuil harapan yang masih
tersimpan
dalam hatiku
sebenarnya itu bukan mimpi tapi
seperti mimpi
nyata tapi nyatanya aku tak
merasakan
ada sayang terasa tak ada dalam
hatiku
tak ada namun seperti ada tapi
memang tak ada
selalu terbayang dan terkenang
namun tak pernah kau rasakan
inikah yang kau berikan padaku?
Haruskah ku memanggil burung-burung
agar mampu memberikan
Sayapnya padamu
Agar kau bisa puas dengan
amarahmu itu
Agar kau senang dengan egomu
Atau….haruskah aku berkata
kepada gunung-gunung yang menjulang tinggi
Untuk memberimu sebongkahan
permata
Yang membuatmu bahagia
Berkecamuk hatiku waktu itu
saat kau merajuk
Ingin rasanya ku pecahkan
piring ini
Dengan kata-katamu yang dulu
Terasa sakit,tapi lebih sakit
jarum menusuk jantungku
Secuil kebahagiaan yang lama
terpendam
Namun sirna bagai air hujan
menyapu bersih debu-debu dosa
Tahukah kamu???
Aku di sini tak berkutik ketika
kata-katamu yang menusuk jantungku
Hati bagai gunung meletus
Jiwa laksana lahar yang membeku
di tengah
Kulit-kulit insan permata
Hanya itu mungkin
Harapan yang sangat ku nantikan
berubah
Jadi bencana yang hebat
Memecahkan gendang
Di segenap penjurunya
Haruskah ku akhiri??
Puisi untuk Ibu
setiap kali kulihat dirimu
aku merasa bahagia dan tenang
karena kau selalu memberikan
senyuman
walau sebenarnya kau itu sakit
semangatmu dan kerja keraasmu
tak kunjung lenyap tak kunjung
lengah
walau waktu terus menggerogoti
kau tetap kekar laksana gatot
kaca
kasih sayangmu yang begitu
dalam
membuatku jadi manja
seiring datangnya engkau di
sisiku
saat itulah aku mulai ini mulai
itu
tapi walau begitu kau selalu
tebarkan
senyuman indah di wajahmu
yang selalu berbinar-binar di
auramu
yang selalu kunikmati
kadang ku membuatmu jengkel
dengan semua tingkahku
dengan semua ucapanku
namun itu semua luluh ketika
kau memandangiku
kau berikan kasih sayangmu
begitu dalam
tanpa kau pedulikan perasaanmu
namun sekarang saatnya
izinkan aku kembali
menyayangimu
walau itu tak akan sanggup
menggantikan kasih sayang yang
telah
kau berikan padaku
SELAMAT HARI IBU
Jenis karya sastra : Puisi
Di ciptakan oleh : Kiswoyo ATK
Yogyakarta go International Acreditation
Dimana itu kau
Sekian lama mata ini memandang
tetapi kenapa hanya sebuah
bayangan yang ku lihat
kemana sosokmu itu
aku ingin melihat kau
lebih dekat lebih jelas
bukan sebuah bayangan belaka
Karya : Kiswoyo ATK Yogyakarta
go International Academy Acreditation
Kekasihku
Ku
ingin s’lalu di sampingmu
Agar ku
bisa bersendau gurau
Ku
ingin kau s’lalu ada untuk ku
Di saat
ku terjatuh dan terbangun
dari
mimpiku
kekayaan
dan kemewahanku
kuserahkan
semua untukmu nanti
asalkan
malam ini kau serahkan semuanya untukku
jiwa
dan ragamu juga keringatmu
cobalah
untuk mencoba
walau
itu terasa begitu sakit memulainya
tapi
kelak akan begitu manis kau rasakan
karena
jalan yang tuju
jalan
kebenaran menuju medan kemenangan
di saat
kau meraih kemenangan
Bulan
Malam
ini detik ini
Aku
terpaku oleh sepi
Kulihat
terangnya bulan mala mini
Begitu
indah di pandang
Akupun
berharap
Engkau
sekarang sedang melihat
bulan
yang bersinar elok rupanya
ku
berharap kau menikmati
sama
sepertiku mala mini
walau
kita saling jauh dipisahkan
oleh
luasnya samudra biru
namun
mala mini terasa begitu dekat
kau di
sisiku
saat
melihat bulan yang sama
memancarkan
cahanya
kankah
kau di sana
masih
setia menunggu diri ini
atau
mungkin kau disana telah
ada
seseorang yang menamani kau disampingmu
Tetapi
walaupun kau begitu padaku
Diri
ini tetaplah konsisten
Gula
Dunia
Kerja
kerasmu, kekompakanmu
Kau
ciptakan sebuah kehidupan
sebuah
organisasi
setiap
detik kau bekerja
demi
mendapatkan setetes sari madu
untuk
kau jadikan suatu cairan koloid
yang
begitu nikmat dan lezat
begitu
masuk ketubuh manusia pun
penyakit
dan ras sakit
dapat
kabur ngabuburit
kerenanya
walau
itu sedikit tanpa manfaatnya
dirasakan
seluruh dunia
terima
kasih ya lebah
kau
begitu baik hati kepada kami
0 komentar:
Posting Komentar